Indonesia Kekurangan SDM Cloud Computing, ITTS dan Sivali Dorong Pengembangan Talenta Digital

Tangerang Selatan, Indonesia – Teknologi cloud computing semakin berkembang pesat di Indonesia dan dimanfaatkan oleh berbagai sektor bisnis, mulai dari perbankan, keuangan, manufaktur, hingga telekomunikasi. Namun, di balik pesatnya perkembangan ini, Indonesia masih menghadapi tantangan besar, yaitu kekurangan sumber daya manusia (SDM) yang siap kerja di bidang cloud computing.
Pakar teknologi informasi Onno W. Purbo menyoroti kurangnya talenta di bidang ini sebagai hambatan utama bagi industri. “Banyak pemain data center yang meminta ke saya, ada nggak yang bisa cloud computing, ada nggak yang siap kerja? Tapi saya jawab nggak ada. Kita kekurangan,” ungkap Onno dalam sebuah acara di Institut Teknologi Tangerang Selatan (ITTS), Selasa (18/2). Onno yang juga merupakan Rektor ITTS menegaskan bahwa kebutuhan industri terhadap tenaga kerja cloud computing semakin mendesak.
Peluang Karier dan Transformasi Digital
Komputasi awan tidak hanya memungkinkan efisiensi biaya dan peningkatan keamanan bagi perusahaan, tetapi juga membuka peluang besar bagi generasi muda untuk berkarier di bidang teknologi. Cloud computing memungkinkan akses data dan aplikasi dari mana saja, mendukung tren remote working, serta mendukung pemanfaatan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dan big data analytics.
Menanggapi tantangan ini, Sivali Cloud Technology bersama Canonical mendorong program Sahabat Ubuntu Indonesia sebagai langkah strategis dalam membangun jaringan komunitas dan afiliasi open-source yang tangguh di Indonesia. Presiden Direktur Sivali Cloud Technology, Wong Sui Jan, menjelaskan bahwa program ini dirancang untuk memberdayakan individu dalam mengembangkan keterampilan manajemen infrastruktur, meningkatkan karier, serta memberikan kontribusi nyata bagi pertumbuhan ekonomi digital nasional.
Kolaborasi ITTS dan Sivali dalam Pengembangan SDM
Institut Teknologi Tangerang Selatan (ITTS) berkomitmen untuk mencetak tenaga ahli di bidang cloud computing melalui kurikulum yang berbasis industri dan kerja sama dengan berbagai mitra teknologi. ITTS akan berperan sebagai pusat pengembangan SDM dengan pelatihan profesional, program sertifikasi, dan pembentukan ekosistem open-source yang dapat diakses oleh mahasiswa serta komunitas teknologi di Indonesia.
“Kami ingin memastikan bahwa lulusan ITTS tidak hanya memahami teori, tetapi juga memiliki pengalaman praktis dalam membangun dan mengelola infrastruktur cloud berbasis open-source,” ujar Onno W. Purbo. Dengan dukungan dari Sivali dan Canonical, program ini akan melibatkan berbagai mitra industri seperti System Integrator (SI), Cloud Service Provider (CSP), dan Managed Service Provider (MSP) untuk memastikan lulusan siap terjun ke dunia kerja.
Masa Depan Ekosistem Cloud Open-Source di Indonesia
Sebagai salah satu sistem operasi berbasis open-source terbesar di dunia, Ubuntu telah menjadi pilihan utama dalam industri cloud computing. Dengan pendekatan open-source, penyedia layanan cloud dapat menawarkan solusi yang lebih fleksibel, hemat biaya, dan didukung oleh komunitas global yang aktif dalam meningkatkan keamanan serta inovasi teknologi.
Kolaborasi antara ITTS, Sivali, dan Canonical diharapkan dapat mengatasi tantangan kekurangan SDM cloud computing di Indonesia serta mempercepat adopsi teknologi cloud lokal.
Tags:Cloud Informatika InstitutTeknologiTangerangSelatan IT ITTS Kampus Cybersecurity Kampus Teknologi PMB
Previous